Senin, 28 September 2015

Berikut 5 Kota dengan potensi Bencana Alam paling besar di dunia



Berikut  5 Kota dengan potensi Bencana Alam paling besar di dunia :

1. Tokyo-Yokohama, Jepang

Penduduk yang berpotensi terkena dampak sebanyak 57,1 juta jiwa. Wilayah Tokyo-Yokohama rentan pada beberapa bencana alam yakni gempa bumi, angin topan, banjir, dan tsunami. Hampir 80 persen jumlah penduduknya rentan terkena dampak gempa bumi. Selain itu, Tokyo terletak di sesar aktif di Pasifik sehingga sangat berisiko terkena tsunami.

2. Manila, Filipina

Penduduk yang berpotensi terkena dampak sebanyak 34,6 juta jiwa. Manila mungkin sedikit beruntung bisa terhindar dari dampak terburuk badai Haiyan beberapa waktu lalu.

Hampir setengah dari penduduk Manila berpotensi besar terkena dampak gempa, kota ini juga dibayangi terkena angin berkecepatan tinggi dan badai. Selain itu, bencana banjir juga mengganggu kota pada 2012 dan 2013.

3. Pearl River Delta, Tiongkok

Penduduk yang berpotensi terkena dampak sebanyak 34,5 juta jiwa. Kepadatan penduduk di Pearl River Delta sebelumnya tidak pernah mencapai angka itu. Beberapa kota besar berpusat di dataran banjir, seperti Shenzen, Hong Kong, Dongguan, Macau, dan Ghangzhou.

Pearl River Delta menjadi daerah berisiko terkena badai di peringkat pertama, tertinggi ketiga terkena angin topan, dan tertinggi kelima terkena banjir.

4. Osaka-Kobe, Jepang

Penduduk yang berpotensi terkena dampak sebanyak 32,1 juta jiwa. Pada 1995, gempa bumi besar Hanshin menghancurkan wilayah Osaka-Kobe yang menewaskan lebih dari 6.000 orang dan menyebabkan kerugian US$100 miliar.

Kota yang terletak di dataran pesisir ini rentan terkena badai dan menempati urutan ketiga untuk kota-kota yang berisiko terkena tsunami.

5. Jakarta

Penduduk yang berpotensi terkena dampak sebanyak 27,7 juta jiwa. Kurangnya perencanaan memperburuk efek dari bencana alam. Ini fenomena mengakar yang terjadi di Jakarta.

Saat musim hujan tiba, kota yang kurang menyediakan drainase--dan fakta bahwa 40 persen dari Jakarta berada di bawah permukaan laut-- menyebabkan kota ini sering mengalami banjir.

Pemerintah sepakat untuk membangun bendungan dalam dua tahun ini untuk meringankan masalah banjir, tetapi tidak untuk meringankan bahaya lain yang dihadapi Jakarta, yakni gempa bumi. Jakarta terletak dekat dengan patahan, sehingga rawan terkena gempa bumi.




Kejadian bencana dan persiapan masyarakat



Kejadian bencana dan persiapan masyarakat

Akhir-akhir ini peristiwa bencana sering menimpa negeri ini, semua pihak merasa terkejut dengan rentetan kejadian bencana, diawali dengan Gempa Bumi yang diiringi gelombang tsunami di Nangroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara yang terjadi tanggal 26 Oktober 2004, merenggut nyawa berkisar 240.000 orang meninggal dan hilang, tanggal 27 Mei 2006 Gempa Bumi yang terjadi di Daerah Istimewa Jogyakarta dan Jawa Tengah yang mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia, dari catatan Bappenas tahun 2006, kerugian finansial dan ekonomi akibat gempa bumi di Yogjakarta sebesar Rp 29,1 triliun, angka tersebut meliputi total kerusakan aset pemerintah, dunia usaha dan warga. Tanggal 2 Februari 2007 air menggenangi Ibukota Jakarta dan wilayah Jabodetabek setinggi 1 sampai 5 Meter, yang mengakibatkan ribuan rumah warga ibukota Jakarta dan wilayah Bekasi dan Tangerang terendam, dengan total kerugian finansial dan ekonomi akibat banjir berdasarkan perhitungan Bappenas mencapai Rp 8,8 triliun, tanggal 6 Maret 2007 terjadi Gempa Bumi di Sumatera Barat yang meluluhlantakkan pemukiman penduduk yang berakibat ratusan jiwa meninggal dan ribuan rumah rusak.

Melihat kondisi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki geografis, geologis, hidrologis dan demografis Indonesia yang memungkinkan terjadinya bencana,baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.Selain itu secara kultural, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, ras dan golongan, maka Indonesia sangat potensial terjadinya bencana yang disebabkan oleh karena ulah manusia termasuk kerusuhan sosial.Dilihat dari potensi bencana yang ada, Indonesia merupakan negara dengan potensi bahaya (hazard potency) yang sangat tinggi. Potensi bencana yang ada di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok utama, yaitu potensi utama (main hazard) dan potensi bahaya ikutan (collateral hazard potency), potensi utama dapat dilihat dari peta rawan bencana yakni kita memiliki zona-zona rawan gempa, banjir dan terjadinya banjir bandang maupun tanah longsor, sedangkan potensi bahaya ikutan antara lain kepadatan pemukiman penduduk.

Wilayah rawan bencana alam gempa bumi



Wilayah rawan bencana alam gempa bumi
Wilayah rawan bencana alam adalah suatu kawasan di permukaan bumi yang rawan bencana alam akibat proses alam maupun nonalam. Kerawanan bencana adalah tingkat kemungkinan suatu objek bencana untuk mengalami gangguan akibat bencana alam. Dalam undang-undang no 27 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana di jelaskan bahwa wilayah Negara kesatuan republik Indonesia memiliki kondisi geografis, biologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang di sebabkan oleh factor alam, factor nonalam, maupun factor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.
Bencana alam di Indonesia terjadi karena Indonesia memiliki karakteristik sebagai berikut.
  1. Posisi geografis Indonesia yang di apit oleh dua samudera besar dunia (samudra Hindia dan samudra Pasifik).
  2. Posisi geologis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng utama dunia (lempen Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik).
  3. Kondisi permukaan wilayah Indonesia (relief) yang sangat beragam.
Secara Georgafis, Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng benua Asia, lempeng benua Australia, lempeng samudra Hindia, dan lempeng samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik yang memanjang dari pulau Sumatera-Jawa-Nusa tenggara- Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan daratan rendah yang sebagian di dominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor.
Maka dari itu penting untuk diketahui tentang wilayah-wilayah di Indonesia yang rawan bencana tsunami sehingga mencegah hal-hal yang diinginkan. Wilayah rawan bencana tsunami di Indonesia antara lain nanggroe aceh Darussalam. Sumatra utara, Sumatra barat, Bengkulu, lasmpung, banten, lawa barat bagian tengah dan selatan, jawa timur bagian selatan, bali, nusa tenggara timur, Sulawesi utara, Sulawesi tengah, Sulawesi selatan, Maluku utara, Maluku selatan, biak danyapen (papua/irian), balikpapan dan sekurau (Kalimantan timur), palu (Sulawesi tengah), talaud (Sulawesi utara), serta kendari (Sulawesi tenggara).

Banjir rob (laut pasang)



Banjir rob (laut pasang)
Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Banjir seperti ini kerap melanda kota Muara Baru di Jakarta. Air laut yang pasang ini umumnya akan menahan air sungan yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan.
faktor Penyebab
Pasang adalah fenomena naiknya permukaan air laut akibat adanya pengaruh gaya tarik (gravitasi) bulan dan matahari terhadap bumi. Tinggi rendahnya kenaikan air pasang itu ditentukan oleh dua faktor:
 (1) posisi relatif bulan dan matahari terhadap bumi,
 (2) serta jarak bulan (pada orbitnya) dengan titik pusat (inti) bumi.
Besar kecilnya efek kedua faktor tadi menentukan besar-kecilnya selisih permukaan air saat pasang dengan permukaan air saat surut. Bila rentang selisih tersebut lebih kecil dari rata-rata maka pasang itu di sebut neap tide (pasang konda). Bila rentang selisih air pasang dengan air surut lebih besar daripada rata-rata maka pasang demikian disebut spring tide (pasang tinggi).
Pasang tinggi (spring tide selalu terjadi setiap setengah bulan sekali, ketika bulan dan matahari membentuk (atau mendekati) garis lurus terhadap bumi. Tetapi kejadian tersebut tidak selalu menimbulkan masalah atau bencana bila tidak disertai oleh faktor lain yang menyebabkan spring tide tadi melampaui kondisi rata-rata.
Pengaruh perigee dan apogee
Kekuatan gaya gravitasi suatu benda ditentukan oleh jarak. Demikian juga gaya gravitasi bulan, besarnya bergantung pada jarak dari bulan (garis orbit) ke pusat inti bumi. Orbit bulan berbentuk elip, karena itu jarak bulan dengan bumi selalu berubah. Jarak terjauh bulan dari pusat bumi ketika berevolusi mengelilingi bumi pada orbitnya disebut apogee, sedangkan jarak terdekatnya disebut perigee
Pengaruh inklinasi orbit bulan dan sumbu bumi
Faktor lain yang menentukan terjadi atau tidaknya perigean spring tide di suatu tempat adalah apakah tempat tersebut berada di bawah lintasan bulan atau tidak. Bidang orbit bulan selalu berinklinasi (tetap) terhadap bidang orbit bumi dengan sudut 5o8 karena itu suatu ketika bulan dapat berada tepat pada bidang orbit bumi saat berevolusi.

KERUSAKAN HUTAN



 KERUSAKAN HUTAN


Kerusakan Hutan


Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida , habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.
. Macam-macam Jenis Hutan Di Indonesia
·         Hutan Bakau
·          Hutan Rawa
·         Hutan Hujan Tropis
·         Hutan Musim
·         Hutan Wisata
·         Hutan Cadangan
·         Hutan LindungHutan Produksi / Hutan Industri

PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN

1.Kebakaran Hutan

Penyebab kebakaran hutan sampai saat ini masih menjadi topik perdebatan, apakah karena alami atau karena kegiatan manusia. Namun berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama kebakaran hutan Penebangan hutan secara sembarangan Menebang hutan sembarangan akan menyebabkan hutan menjadi gundul.

2.Penegakan Hukum yang Lemah
Keadaan ini sering menimbulkan tidak adanya koordinasi yang maksimal baik diantara kepolisian, kejaksaan dan pengadilan sehingga banyak kasus yang tidak dapat diungkap dan penegakan hukum menjadi sangat lemah

3. Mentalitas Manusia.
Manusia sering memposisikan dirinya sebagai pihak yang memiliki otonomi untuk menyusun blue print dalam perencanaan dan pengelolaan hutan, baik untuk kepentingan generasi sekarang maupun untuk anak cucunya.
dampak kerusakan hutan bagi kehidupan didunia:
  • Semakin lama hutan semakin gundul dan ini tentunya merugikan.
  • Hutan yang gundul bisa menjadi sebab terjadinya banjir pada musim hujan.
  • Keruskan hutan dapat menjadikan peristiwa kekeringan dimusim kemarau.
  • Hilangnya potensi keuntungan negara dari pendapatan hasil hutan.
  • Matinya berbagai jenis flora dan fauna yang habitatnya dihutan.
  • Menjadi sebab terjadinya fenomena perubahan iklim dan pemanasan global.
  • Membuat kerusakan ekosistem bagi yang ada didarat maupun dilaut.
  • Secara tidak langsung hal ini menjadi sebab musabab kemiskinan.