Berikut 5
Kota dengan potensi Bencana Alam paling besar di dunia :
1. Tokyo-Yokohama, Jepang
Penduduk yang berpotensi terkena dampak sebanyak 57,1 juta jiwa. Wilayah Tokyo-Yokohama rentan pada beberapa bencana alam yakni gempa bumi, angin topan, banjir, dan tsunami. Hampir 80 persen jumlah penduduknya rentan terkena dampak gempa bumi. Selain itu, Tokyo terletak di sesar aktif di Pasifik sehingga sangat berisiko terkena tsunami.
2. Manila, Filipina
Penduduk yang berpotensi terkena dampak sebanyak 34,6 juta jiwa. Manila mungkin sedikit beruntung bisa terhindar dari dampak terburuk badai Haiyan beberapa waktu lalu.
Hampir setengah dari penduduk Manila berpotensi besar terkena dampak gempa, kota ini juga dibayangi terkena angin berkecepatan tinggi dan badai. Selain itu, bencana banjir juga mengganggu kota pada 2012 dan 2013.
3. Pearl River Delta, Tiongkok
Penduduk yang berpotensi terkena dampak sebanyak 34,5 juta jiwa. Kepadatan penduduk di Pearl River Delta sebelumnya tidak pernah mencapai angka itu. Beberapa kota besar berpusat di dataran banjir, seperti Shenzen, Hong Kong, Dongguan, Macau, dan Ghangzhou.
Pearl River Delta menjadi daerah berisiko terkena badai di peringkat pertama, tertinggi ketiga terkena angin topan, dan tertinggi kelima terkena banjir.
4. Osaka-Kobe, Jepang
Penduduk yang berpotensi terkena dampak sebanyak 32,1 juta jiwa. Pada 1995, gempa bumi besar Hanshin menghancurkan wilayah Osaka-Kobe yang menewaskan lebih dari 6.000 orang dan menyebabkan kerugian US$100 miliar.
Kota yang terletak di dataran pesisir ini rentan terkena badai dan menempati urutan ketiga untuk kota-kota yang berisiko terkena tsunami.
5. Jakarta
Penduduk yang berpotensi terkena dampak sebanyak 27,7 juta jiwa. Kurangnya perencanaan memperburuk efek dari bencana alam. Ini fenomena mengakar yang terjadi di Jakarta.
Saat musim hujan tiba, kota yang kurang menyediakan drainase--dan fakta bahwa 40 persen dari Jakarta berada di bawah permukaan laut-- menyebabkan kota ini sering mengalami banjir.
Pemerintah sepakat untuk membangun bendungan dalam dua tahun ini untuk meringankan masalah banjir, tetapi tidak untuk meringankan bahaya lain yang dihadapi Jakarta, yakni gempa bumi. Jakarta terletak dekat dengan patahan, sehingga rawan terkena gempa bumi.